Kamis, 26 Desember 2013

Metodelogi studi Islam

mencari ilmu: Metodelogi studi Islam:  semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua yang membaca. amin... :) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang t...

Senin, 09 Desember 2013

ARTIKEL UIN SUKA

UIN Suka Kembangkan Kreativitas Mahasiswa Melalui UKM EXPO Kalijaga Creative Festival 2013
Rabu, 16 Oktober 2013 08:42:44 WIB
Dilihat : 24 kali
YOGYAKARTA-Forum Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa (Forkom UKM) UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Kalijaga Creative Festival (KCF) 2013 dengan slogan “Selalu Ada Bukti”. Kegiatan ini, berlangsung selama enam hari, 7-12 Oktober 2013 di Kampus UIN Sunan Kalijaga
Abdul Waris, Koordinator Panitia KCF 2013 menjelaskan bahwa konsep KCF tahun ini merupakan ruang bersama untuk berkreasi dan temu karya se-nusantara. Dalam menyemarakkan kegiatan tersebut, KCF tahun ini akan menggandeng beberapa Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPM-D) yang ada di Yogyakarta. Seperti Banyuwangi, Ciamis, Cirebon, Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kep. Riau, Indramayu, Lampung, Medan.
“Acara ini, dibuka dengan Kirab Budaya yang mengambil rute dari Gedung Balai Kota sampai ke halaman kampus UIN Suka pada hari Senin pagi (7/9) yang telah lalu”, tambah Waris.
Dalam, kegiatan KCF ini juga menampilkan Expo UKM, Bedah Buku, Bazar Buku, Nusantara Art Performance, UKM Show, Festival Hadrah Kalijaga, Festival Bahasa dan Festival Da’i. Kalijaga Charity, Pameran Kaligrafi dan di tutup dengan Festival Kesenian Nusantara pada hari Sabtu (12/09).(Doni Tri W-Humas)



SUMBER : http://uin-suka.ac.id/index.php/page/berita/detail/781/uin-suka-kembangkan-kreativitas-mahasiswa-melalui-ukm-expo-kalijaga-creative-festival-2013

Jumat, 29 November 2013

Metodelogi studi Islam

 semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua yang membaca. amin... :)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “METODOLOGI STUDI ISLAM“ ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam. Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan berupa moral maupun material.
2. Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam yaitu Bapak Nurhidayatulloh.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Demikian makalah ini penulis susun, semoga apa yang di sajikan dalam makalah ini  dapat bermanfaat amin.



Yogyakarta, 01 Oktober  2013


Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Islam adalah ajaran yang diturunkan oleh Allah Swt melalui malaikat Jibril kepada Muhammad Saw bagi seluruh umat manusia. Kehadiran Islam tidak terlepas dari konteks sosial dan budaya  masyarakat Arab yang melatarbelakanginya. Pada hakikatnya, kehadiran islam adalah dalam rangka merespon terhadap problematika masyarakat yang berkembang kala itu. Setidaknya ada dua hal yang direspon Islam, pertama, prinsip ketauhidan yang ditandai oleh banyaknya tuhan-tuhan, di samping itu juga maraknya praktik  menyimpangan keaqidahan, penindasan dan pemasungan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebodohan.
Kedua, kehadiran Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa risalah-Nya, menjadi tokoh sentral oleh karena itu ia dikenal sebagai AL-amin, yang dipercaya. Padahal, masyarakat Arab di mana Nabi Muhammad Saw hidup adalah jenis masyarakat yang menempatkan faktor kejujuran merupakan mahkota dan harga diri bagi suku bahkan bangsa Arab kala itu. Dengan demikian, maka dakwah, dalam hal ini penyebaran ajaran islam, yang dilakukan Nabi Muhammad Saw menjadi sempurna oleh karena ajaran itu disampaikan oleh orang yang dianggap suku bahkan bangsa kala itu sebagai Al-amin.[1]
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya. 
Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13 M. hingga saat ini, fenomena pemahaman keislaman umat Islam Indonesia dan barangkali terjadi pula diberbagai Negara lainya masih ditandai pemahaman keislaman yang variatif.[2] Oleh karena itu perlu diterapkan metodelogi studi islam, sehingga walaupun keadaanya amat berfariasi tetapi tidak keluar dari ajaran yang terkandung dalam Alquran dan Hadist. Metodelogi studi islam sendiri memiliki berbagai macam aspek, diantataranya berbagai pendekatan di dalam memahami agama, pengertian dan sumber ajaran islam, dan lain-lain. Di sini saya akan membahas apa itu metodelogi dan apa itu studi islam bagaimana metode memahami Islam dan sedikit tambahan materi yang mencakup pendekatan pendekatan dalam metodelogi studi islam.

B.Rumusan masalah
Dari uraian di atas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:
a)      Apa pengertian metodelogi studi islam?
b)      Bagaimana metode memahami islam?
c)      Apa saja pendekatan-pendekatan dalam metodelogi studi islam?

 C.Tujuan
Tujuan penulisan dan pembahasan makalah ini diantaranya:
a)      Untuk mengetahui apa itu metodelogi studi islam.
b)      Agar kita tahu bagaimana metode memahami Islam
c)      Agar  mengetahui pendekatan-pendekatan metodelogi studi islam..

           





BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN  METODELOGI STUDI ISLAM.
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau lanhkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
            Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai.
Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.[3]
Studi Islam adalah usaha untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.
Sekilas memahami sejarah studi islam di Indonesia, dimulai dengan tradisi belajar kepada ulama-ulama yang umumnya adalah pedagang, yang sekaligus pembawa Islam ke Indonesia. Para murid datang menemui guru untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui yang berhubungan dengan agama Islam.[4]
Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga/sistem pendidikan Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan
1.      Langgar
Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar atau  masjid atau tempat guru. Dalam pembelajaranya pada tingkat awal hanya untuk mengenal huruf abjad Arab. Kemudian  pada tingkat selanjutnya diajarkan lagu qasidah, berzanji , tajwid.
2.      Pesantren
Adapun sistem pendidikan dengan pesantren, dimana seorang kiyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran atau pendidikan, dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri.
3.      Pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam
Diantaranya kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Demak, kerajaan Islam di Banjarmasin, kerajaan Demak dll.[5]
Metodologi studi islam adalah suatu cara atau langkah-langkah yang mempelajari tentang islam. Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam. Misalnya metode atau pendekatan dalam memahami agama meliputi sosiologis, historis dan lain-lain[6].
Dapat disimpulkan metodologi studi islam adalah suatu kajian atas seperangkat tentang pendekatan dan metode yang dipergunakan untuk mengkaji dan meneliti islam sebagai objek studi.

B. METODE MEMAHAMI ISLAM
            Untuk memahami Islam dengan baik, menurut catatan Muqawin dalam kajianya tentang studi Islam, seseorang harus mengetahui konteks ketika Islam datang, atau ketika Alquran diturunkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ide moral ajaran Islam yang ada dalam kandungan Alquran. Setelah ide moral ditemukan kemudian dikontekstualisasikan pada masa sekarang. Ide moral itulah yang universal.[7]      
Dalam buku yang ditulis Prof Dr. Abuddin Nata, M.A, di jumpai uraian singkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi dengan berpedoman kepada isi Alquran yang diketahui  mengandung banyak aspek. Berbagai aspek yang ada dalam Alquran jika dipelajari secara keseluruhanya akan menghasilkan pemahaman Islam yang menyeluruh.
Dalam buku Abudin Nata yang mengutip dari catatan Ali Syari’ati mengatakan, ada berbagai macam cara memahami Islam, salah satu cara ialah dengan mempelajari kitab Alquran dan membandingkannya dengan kitab-kitab lain, ada lagi cara lain, yaitu dengan mempelajari kepribadian rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar pembaruan yang pernah hidup dalam sejarah. Akhirnya ada satu acara lagi ialah dengan mempelajari tokoh-tokoh islam terkemuka dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh utama agama maupun aliran-aliran pemikiran lain. Seluruh cara yang ditawarkan Ali Syari’ati itu pada intinya adalah metode perbandingan (komparasi). Dapat dimaklumi, bahwa melalui perbandingan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat di antara berbagai yang dibandingkan itu. Namun sebagai mana diketahui bahwa secara akademis suatu perbandingan memerlukan persyaratan tertentu. Perbandingan menghendaki objektivitas tidak ada pemihakan dan semacamnya. Hal ini biasanya sulit dilakukan oleh seseorang yang meyakini kebenaran suatu agama, dalam dirinya masih terdapat pemihakan pada agama yang dianutnya. Metode perbandingan atau pendekatan komparasi dalam memahami agama kelihatanya baru dan efektif apabila dilakukan oleh orang yang baru mau beragama.[8]
Selain menggunakan metode pendekatan perbandingan atau komparasi dalam buku Abuddin Nata yang mengutip dalam catatan Ali Syari’at, Abudin Nata juga mengutip catatan yang  selanjutnya terdapat pula metode memahami islam yang dikemukakan Nasrudin Razak. Sebagaimana halnya Ali Syari'ati, Nasrudin Razak juga menawarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh. Menurutnya bahwa memahami Islam secara menyeluruh adalah penting walaupun tidak secara detail . Begitulah cara paling minimal untuk memahami agama paling besar sekarang ini, Nasrudin Razak mengajukan empat cara.
Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al-Qur’an dan Al-sunnah Rasulullah.
Kedua, Islam harus dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara sebagian saja.
Ketiga, Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para Ulama besar, dan sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki pemahan Islam yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam Alquran dan sunnah Rasulullah dengan pengalaman yang indah dari praktik ibadah yang dilakukan setiap hari. Menurut abuddin Nata dalam menyikapi cara yang ketiga Ini dia mengatakan mempelajari Islam dari  para Ulama atau sarjana islam boleh saja dan tetap bermanfaat asalkan disertai ketelitian penuh kehati-hatian.
Keempat, Islam Hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam alqur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis dan sosiologis yang ada di masyarakat. kesalahan sementara orang orang mempelajari Islam, menurut Nasruddin Razak, ialah dengan jalan mempelajari kenyataan umat islam, bukan agama Islam yang dipelajarinya, sikap konservatif sebagian golongan islam, keterbelakangan dibidang pendidikan, keawaman, kebodohan, dan kemiskinan masyarakat Islam itulah yang dinilai sebagai Islamnya sendiri.

Metode berikutnya dalam memahami Islam dengan mempelajari pribadi Muhammad bin Abdullah. Mengetahui dan memahami Nabi Muhammad Saw. Sangat penting bagi ahli sejarah , karena tidak ada seorang pun dalam sejarah umat manusia yang mempunyai peranan yang begitu besar seperti Nabi Muhammad.
Metode selanjutnya untuk memahami Islam adalah dengan meneliti suasana dan situasi di mana Nabi Muhammad bangkit. Misalnya, apakah ia bangkit sebagai nabi tanpa tindakan-tindakan pendahuluan. Apakah ada orang yang mengharap-harap akan bangkitnya seorang nabi. Apakah ia sendiri mengharap-harap diangkat menjadi nabi. Apabila ia tahu bagaimana jadinya tugasnya itu. Atau apakah misinya itu merupakan suatu beban yang mendesak dan berat terhadap jiwanya.
Dari uraian tersebut kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama. Metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengan cara demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Kedua. Metode sintesis, yaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis normatif. Metode ilmiah digunakan untuk memahami Islam yang tampak dalam kenyataan historis dan sosiologis, sedangkan metodelogi teologis normatif digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam kitab suci Alquran. Melalui metode teologis normatif ini seseorang memulainya dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini di dasarkan pada alas an, karena Agama berasal Allah dan apa yang berasal dari Allah mutlak benar, maka Agamapun mutlak benar.[9] 

C. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM METODOLOGI STUDI ISLAM
            Kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi kesalehan atau disampaikan dalam khatbah melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.[10]
Diketahui bahwa islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dari dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu.
Berkenaan dengan pemikiran diatas, maka akan mengkaji berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama. Hal demikian perlu dilakukan karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya.[11]
Berbagai pendekatan tersebut meliputi
A.    PENDEKATAN TEOLOGIS,NORMATIF
Pendekatan teologis dalam memahami agama menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak adanya, karena ajaran yang berasal dari Tuhan, sudah pasti benar.[12]
Maksud pendekatan normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal-formal maksud legal-formal adalah hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak, dan sejenisnya.
B.     PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.[13]
C.     PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yamng menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara yang terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.[14]
Melalui pendekatan sosiologis agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Alquran misalnya kita jumpai ayat-ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial  pada saat ajaran agama itu diturunkan.[15]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.[16]
Studi Islam adalah usaha untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.
Metodologi studi islam adalah suatu cara atau langkah-langkah yang mempelajari tentang islam. Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam. Misalnya metode atau pendekatan dalam memahami agama meliputi sosiologis, historis dan lain-lain[17].
Dapat disimpulkan metodologi studi islam adalah suatu kajian atas seperangkat tentang pendekatan dan metode yang dipergunakan untuk mengkaji dan meneliti islam sebagai objek studi.
Dalam buku yang ditulis Prof Dr. Abuddin Nata, M.A, di jumpai uraian singkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi dengan berpedoman kepada isi Alquran yang diketahui  mengandung banyak aspek. Berbagai aspek yang ada dalam Alquran jika dipelajari secara keseluruhanya akan menghasilkan pemahaman Islam yang menyeluruh.
Melalui pendekatan sosiologis agama akan dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Alquran misalnya kita jumpai ayat-ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial  pada saat ajaran agama itu diturunkan.[18]


DAFTAR PUSTAKA

Al barry M. dahlan, Pios A partanto.1994. Kamus Ilmiyah Populer, Surabaya : penerbit arkola.
Prof. Dr. H, Abuddin Nata, M.A,2007. Metodelogi studi islam.revisi-II-(Jakarta:PT RajaGrafindo. Persada,
Pengantar studi Islam. pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005
Prof Dr. khoiruddin Nasution, M.A, 2012. Pengantar studi Islam,Yogyakarta:ACAdeMIA+TAZZAFA.


           






[1] Pengantar studi Islam(pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005) hlm. 109
[2] Prof. Dr. H, Abuddin Nata, M.A,Metodelogi studi islam.revisi-II-(Jakarta:PT RajaGrafindo. Persada,2007)hlm,143
[3] Pios A partanto M. dahlan al barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya : penerbit arkola, 1994)hlm.462
[4] Prof Dr. khoiruddin Nasution, M.A,Pengantar studi Islam,(Yogyakarta:ACAdeMIA+TAZZAFA,2012)hlm.63
[5] Ibid hlm.109-110
[6] Prof. Dr. H, Abuddin Nata, M.A,Metodelogi studi islam.revisi-II-(Jakarta:PT RajaGrafindo. Persada,2007)
hlm. 28
[7] Pengantar studi Islam(pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005) hlm. 111
[8] ibid  hlm. 152-154
[9] Prof. Dr. H, Abuddin Nata, M.A,Metodelogi studi islam.revisi-II-(Jakarta:PT RajaGrafindo. Persada,2007)
hlm. 160
[10] Ibid hlm.27
[11] ibid hlm.27
[12] Ibid hlm. 34
[13] Ibid hlm.35
[14] Ibid hlm.38
[15] Ibid hlm.42
[16] Pios A partanto M. dahlan al barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya : penerbit arkola, 1994)hlm.462
[17] Prof. Dr. H, Abuddin Nata, M.A,Metodelogi studi islam.revisi-II-(Jakarta:PT RajaGrafindo. Persada,2007)
hlm. 28
[18] Ibid hlm.42